Kain Batik Yang Melegenda

 



Yoo Rekan Travelers...
Kembali bersama team VIP dan kali ini kita akan membahas sebuah mahakarya agung dari Nusantara.
Mahakarya ini sempat diperebutkan hak miliknya dengan negara tetangga kita.
Sebuah mahakarya yang menjadi identitas rakyat Indonesia di panggung dunia.

Dan mahakarya ini bernama "Kain Batik".

Membicarakan batik, maka ada banyak nilai yang terkandung didalamnya. Mulai dari sejarah, filosofi bahkan keindahan batik itu sendiri. Karena kebesaran Nusantara kita, bahkan masing masing batik di tiap daerah pengerajin batik memiliki ciri khas sendiri.

Yuk, mari kita kupas sedikit kebesaran Batik Indonesia.
Sejarah batik Indonesia terkait erat dengan perkembangan Kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa.

Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada zaman Kesultanan Mataram, lalu berlanjut pada zaman Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Teknik batik sendiri telah diketahui lebih dari 1.000 tahun, kemungkinan berasal dari Mesir kuno atau Sumeria. Teknik batik meluas di beberapa negara di Afrika Barat seperti Nigeria, Kamerun, dan Mali, serta di Asia, seperti India, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Thailand, Malaysia dan Indonesia.

Batik sebagai warisan budaya Indonesia tak dimungkiri telah memiliki popularitas tersendiri di mata dunia. Saking populernya, batik bahkan sudah menjadi identitas bangsa Indonesia, sehingga tidak berlebihan jika UNESCO akhirnya mematenkan ini sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Tak Benda.
Ini ditetapkan pada 2 Oktober 2009, yang kemudian menjadi cikal bakal sebagai Hari Batik Nasional.
Untuk mengukuhkan hal tersebut, seragam sekolahan hingga busana kantor memiliki jadwal sendiri untuk mengenakan batik.

Batik pada dasarnya merupakan sebuah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Kata batik dirangkai dari kata ‘amba’ yang berarti kain yang lebar dan kata ‘tik’ berasal dari kata titik. Artinya, batik merupakan titik-titik yang digambar pada media kain yang lebar sedemikian rupa sehingga menghasilkan pola-pola yang indah. Selain itu, S. Koperberg dalam buku De Javansche Batik Industrie juga mengungkapkan bahwa bagi masyarakat Jawa, batik berasal dari kata kerja membatik atau membuat titik-titik. Hal ini berarti batik bukanlah kain atau busananya melainkan proses membuat motif dengan menggunakan canting dan juga lilin atau malam.

Awal masa keemasan batik dimulai pada awal abad 19.
Pada awalnya, batik hanya dibuat terbatas dan untuk keluarga kalangan keraton saja.
Motif batik yang mereka pakai pun menggambarkan arti, sejarah, dan cerita tertentu. Meski ada beberapa motif yang memang punya makna sakral dan tak bisa dipakai sembarang orang. Namun lambat laun, batik mulai ‘keluar’ keraton. Masyarakat kelas bawah ‘mendapat izin’ untuk juga ikut memakai batik. Hanya saja tetap dengan norma dan pakem-pakem motif tertentu.
Motif khusus untuk raja dan abdi dalem tetap tak boleh digunakan rakyat biasa.

Batik sendiri mulai dikenal oleh masyarakat luar negeri sejak diperkenalkan oleh presiden kedua Indonesia, Soeharto pada pertengahan tahun 80-an dengan memberikan batik sebagai cinderamata bagi tamu-tamu negara. Tak hanya itu, Presiden Soeharto juga mengenakan batik saat menghadiri konferensi PBB yang membuat batik semakin terkenal.

Sejak pengukuhan batik menjadi warisan budaya Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009 silam, perkembangan batik di Indonesia makin pesat. Berbagai macam batik dengan motif-motif baru serta corak dengan warna yang lebih menarik semakin bertambah. Berbekal hal ini, para pembatik pun akhirnya menciptakan berbagai motif, corak, warna, dan desain yang bisa dipakai masyarakat. Sampai saat ini para pengrajin batik sampai desainer juga masih tetap menciptakan motif-motif batik baru dengan sentuhan modern yang digabungkan dengan teknik tradisional.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pembuatan batik pun juga tidak terbatas dengan menggunakan canting atau biasa disebut batik tulis. Batik cap yang dibuat menggunakan cap atau alat semacam stempel muncul untuk mempercepat waktu pembuatan batik. Namun, batik cap kurang diangap memiliki nilai seni dan dihargai dengan murah dibandingkan dengan batik tulis.

Wah, sungguh mahakarya luar biasa ya, Rekan Travelers.
Mari kita sebagai generasi penerus, tetap membudayakan menggunakan batik dalam berbagai kesempatan, agar Batik Indonesia lestari dan semakin dikenal dunia.

Mahakarya Indonesia, Keagungan Tanpa Batas.

Silahkan kunjungi website kami di www.vipvoucher.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona Pulau Padar

Keindahan Air Terjun Sekumpul

Pesona Gunung Papandayan