Mengenal Festival Likurai Timor
Yoo Rekan Travelers...
Kembali bersama team VIP dan kali ini kita akan mengupas salah satu festival kebudayaan yang berasal dari Pulau Timor.
Festival ini bernama "Festival Likurai Timor".
Festival ini bernama "Festival Likurai Timor".
Festival Likurai adalah pesta tarian perang dari masyarakat Pulau Timor, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Belu.
Festival ini merupakan salah satu upaya pemerintah NTT untuk melestarikan budaya Likurai, dan diharapkan menjadi pintu masuk bagi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata di wilayah Timor Barat.
Festival ini merupakan salah satu upaya pemerintah NTT untuk melestarikan budaya Likurai, dan diharapkan menjadi pintu masuk bagi wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata di wilayah Timor Barat.
Festival
Likurai merupakan pesta tari kolosal karena tarian likurai bisa
dilakukan oleh ribuan penari dari Kabupaten Belu, Kabupaten Malaka, dan
negara tetangga Timor Leste. Belu adalah kota di Indonesia yang
berbatasan dengan wilayah negara Timor Leste, yang dulu berjuluk Timor
Timur ketika masih bersatu dengan Republik Indonesia.
Biasanya
Festival digelar di puncak bukit Fulan Fehan yang terletak di Desa
Dirun, Kecamatan Lakmanen, Kabupaten Belu. Fulan Fehan sendiri adalah
merupakan satu destinasi wisata yang berupa hamparan luas padang sabana.
Sebagai latar belakang Gunung Lakaan yang dikitari bebatuan karang dan ditumbuhi kaktus liar, Fulan Fehan menawarkan pemandangan yang khas dan indah.
Sebagai latar belakang Gunung Lakaan yang dikitari bebatuan karang dan ditumbuhi kaktus liar, Fulan Fehan menawarkan pemandangan yang khas dan indah.
Tari likurai biasanya dibawakan oleh penari laki-laki
yang membawa pedang dan penari perempuan dengan kendang kecilnya atau
tihar. Kepopuleran tari likurai kian melambung setelah sukses memecahkan
rekor MURI pada Oktober 2017 untuk jumlah penari tradisional terbanyak,
yakni 6.000 penari.
Likurai adalah tarian khas yang merupakan warisan serta
budaya leluhur dari masyarakat di daerah ini. Di zaman dulu, tarian ini
dilakukan untuk menyambut para pahlawan desa yang baru pulang dari
perang.
Konon, di daerah Belu, Nusa Tenggara Timur, terdapat tradisi
memenggal kepala musuh yang dikalahkannya sebagai simbol
keperkasaannya.
Untuk merayakan kemenangan para pahlawan tersebut, biasanya ditampilkan tari likurai sebagai tarian penyambutan.
Untuk merayakan kemenangan para pahlawan tersebut, biasanya ditampilkan tari likurai sebagai tarian penyambutan.
Jadi
tarian ini sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat akan
kemenangan juga kembalinya pahlawan dengan selamat.
Namun setelah era kemerdekaan, tradisi penggal kepala sudah dihilangkan.
Namun setelah era kemerdekaan, tradisi penggal kepala sudah dihilangkan.
Walaupun
begitu, tari likurai masih dipertahankan oleh masyarakat Belu dan masih
ditampilkan untuk upacara adat, penyambutan tamu penting, bahkan
pertunjukan seni dan budaya.
Dalam pertunjukannya, tari likurai
ditampilkan oleh para penari wanita dan penari pria. Jumlah penari
biasanya lebih dari 10 orang penari wanita dan dua orang penari pria.
Penari wanita menggunakan pakaian adat wanita dan membawa tihar (kendang
kecil) untuk menari.
Sedangkan penari pria juga menggunakan pakaian adat pria dan membawa pedang sebagai atribut.
Sedangkan penari pria juga menggunakan pakaian adat pria dan membawa pedang sebagai atribut.
Gerakan
penari wanita biasanya didominasi oleh gerakan tangan memainkan kendang
dengan cepat dan gerakan kaki menghentak secara bergantian.
Selain itu penari juga menari dengan gerakan tubuh yang melenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan sesuai irama.
Selain itu penari juga menari dengan gerakan tubuh yang melenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan sesuai irama.
Sedangkan
gerakan penari pria biasanya didominasi oleh gerakan tangan memainkan
pedang dan gerakan kaki menghentak sesuai irama.
Selain itu, penari pria juga sering melakukan gerakan seperti merunduk dan berputar-putar sambil memainkan pedang mereka.
Selain itu, penari pria juga sering melakukan gerakan seperti merunduk dan berputar-putar sambil memainkan pedang mereka.
Saat pertunjukan, tari likurai biasanya tidak menggunakan
musik pengiring apapun. Suara musik yang digunakan biasanya berasal
dari suara kendang kecil yang dimainkan oleh penari wanita dan suara
giring-giring yang dipasang di kaki penari.
Selain itu suara
teriakan para penari pria yang khas juga membuat tarian tersebut semakin
meriah dan kesan tarian perang juga sangat terasa.
Di samping memiliki wisata budaya yang menawan, Pulau Timor, khususnya Timor Barat, juga menawarkan wisata alam yang tak kalah menarik.
Ketika berada di Belu, sempatkan untuk mengunjungi wisata batu alam Fatuleu, Pantai Kolbano, Teluk Gurita, dan lain-lain
Di samping memiliki wisata budaya yang menawan, Pulau Timor, khususnya Timor Barat, juga menawarkan wisata alam yang tak kalah menarik.
Ketika berada di Belu, sempatkan untuk mengunjungi wisata batu alam Fatuleu, Pantai Kolbano, Teluk Gurita, dan lain-lain
Demikianlah ulasan seputar Festival Likurai Timor yang team VIP kutip dari indonesia.go.id
Sungguh besar anugrah Nusantara kita.
Alam yang indah, mahakarya kesenian yang luar biasa hingga budaya dan tradisi yang adi luhur.
Sungguh besar anugrah Nusantara kita.
Alam yang indah, mahakarya kesenian yang luar biasa hingga budaya dan tradisi yang adi luhur.
Pariwisata Indonesia, Pesona tak Terbatas.
Silahkan kunjungi website kami di www.vipvoucher.id
#vipvoucher #vipvoucherid #festivallikurai #festival #festivalindonesia #indonesianfestival #budaya #budayaindonesia #culture #indonesianculture #tari #dance #indonesiandance #colossaldance #danceart #traditionaldance #dancelife #instadance #dancegram #dancelover #artlover #artlovers #natgeoart #nationalgeographicart #nationalgeographic #nationalgeographicindonesia #visitindonesia #wonderfulindonesia #pesonaindonesia #loveindonesia

Komentar
Posting Komentar